Sahabat blogger….
Pernahkah mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Jawa Tengah ? Pasti lah yaa…siapa sih, yang belum pernah ke candi yang termasuk 7 keajaiban dunia ini. Kalau dari sana pastinya selalu membawa oleh – oleh buat kerabat dan sahabat. Dengan pangsa pasar wisatawan asing dan domestik tentu beragam pilihan oleh – oleh dari wisata Candi Borobudur sangat komplit, baik dari segi jenis maupun harga.
Meski jarak rumah saya ke tempat wisata ini cukup dekat, tapi ternyata masih ada yang terselip dari pengamatan saya khususnya tentang oleh – oleh kuliner yang khas dari sini. Dari jaman saya kecil sampai sekarang tahunya hanya kuliner gethuk, slondok, ceriping, puthil yang semua berbahan dasar ketela yang memang terkenal enak dari kota Magelang.
Nah, beberapa hari lalu saya iseng – iseng dolan ke Candi Borobudur dengan tujuan bukan ke candinya, tapi ke pedesaan sekitarnya. Asyik, tentu saja, dengan suasana khas pedesaan, menyempatkan mampir ke warung kupat tahu yang merupakan kuliner khas kota ini juga. Berbincang – bincang sedikit dengan si pemilik warung, ternyata berbuah manis. Dari obrolan yang singkat itu, saya menemukan destinasi baru untuk berburu oleh – oleh dari sekitar sini. Yaitu Rumah Ketela.
Berjarak sekitar 200 m dari warung kupat tahu, arah jalan ke Hotel Aman Jiwo yang kesohor keren itu ( kabarnya semua petinggi negri bahkan artis Hollywood boboknya di sini jika sedang wisata ke Borobudur, dengan tarif suit room nya di kisaran 8 juta semalam. Wah ! ), ada perempatan kecil belok ke kiri 100 meter atau tepatnya di Jalan Badrawati No. 2 Dusun Ngaran II Borobudur, dapat kita temukan Pendopo Rumah Joglo berhalaman luas, sebagai tempat rumah singgah wisatawan, diskusi dan sarasehan tentang pangan lokal yang menjadi bangunan utama dari Rumah Ketela.
Agak ragu – ragu juga memasuki halaman yang super luas itu, karena tak ada tanda – tanda atau etalase yang memajang oleh – oleh di sana. Di antara keraguan, sayapun tetap mengetuk pintu rumah Joglo itu dan alhamdulillah di sambut oleh seorang Bapak yang ramah dan mempersilahkan masuk ke dalam, dan seketika saya takjub dengan pemandangan di dalamnya, karena semua perabot dan hiasan rumah seperti lukisan – lukisan semua dari jaman tempo doeloe yang cantik.
Setelah berbincang – bincang sedikit, sayapun menanyakan apakah benar ini Rumah Ketela, Bapak yang ternyata pemilik rumah inipun membenarkan, dan mempersilakan saya ke belakang bangunan untuk menemui istrinya, yang ternyata sedang sibuk di dapur tengah mempersiapkan segala jenis penganan dari ketela….oo, di sini to ? batin saya agak geli di tengah kebingungan.
Tapi jangan harap di sini menemukan gethuk, ceriping, slondok dan sebangsanya ya…karena di sini semua penganan modern yang tampak berjajar di etalase, ada brownies, aneka pei, egg roll, kue nastar, dodol pepaya, cup cake, muffin, talam, sosis dan lain – lain. Lalu apa istimewanya ? Karena semua tampak sama dengan toko sejenis lainnya di sekitar sini.
Dari cerita Bu Ida sang pemilik Rumah Ketela, semua makanan yang ada di sini terbuat dari tepung Mocaf ( Modified Cassava Flour ) yaitu modifikasi tepung ketela. Tepung ketela berbeda dengan pati ketela, cara membuat tepung ketela juga sangat simpel, ketela di rajang kecil – kecil kemudian di rendam selama 4 hari, kemudian di jemur sampai kering, setelah itu di giling untuk mendapatkan tepung ketela.
Kualitas mocaf ini sama hampir sama tepung terigu, kelebihan tepung mocaf adalah free gluten sehingga baik untuk penderita autis, imbuh Bapak Sutomo suami Ibu Ida yang ikut menemani perbincangan siang itu. Jadi semua makanan yang terbuat dari tepung terigu atau tepung beras bisa di gantikan dengan tepung ini.
Di sela perbincangan asyik ini, saya sempat mencicipi makanan yang di hidangkan tuan rumah ada nastar, pie, egg roll, dari semua penganan itu hanya satu kata : Enak ! Cita rasa dan tampilannya tidak berbeda dengan penganan yang terbuat dari tepung terigu. Kelebihan lainya tepung ini jauh lebih awet daripada tepung terigu.
O, ya di Rumah Ketela tak hanya penganan yang berbahan dasar ketela saja, namun juga penganan dengan bahan dasar pangan lokal lainnya seperti dodol pepaya, ice cream jagung manis dan manisan. Cuma jika menginginkan penganan dengan jumlah banyak dari Rumah Ketela ini, harus pesan terlebih dulu. Selain tak menggunakan pengawet Rumah Ketela menjaga benar kualitas produknya agar selalu fresh from oven.
Sahabat blogger, jika berkunjung ke Candi Borobudur, silahkan mampir ke Rumah Ketela selain mendapat oleh – oleh unik juga ilmu baru untuk dibagikan dengan teman – teman penggiat kuliner berbahan dasar pangan lokal. 🙂
Rumah Ketela
Jl. Badrawati No.2
Ngaran II Borobudur
Email : ariswara_sutomo@yahoo.com
CP : 081328538634 /085729071005
aku gak diajak mak 🙂
Maapkeun tiketnya Jkt – Yk abis…qiqiqiqiqi
umaheee… ngangeni tenan
Koyo nggon daerahe dewe ya …
iya bude… btw aku belum pernah ke rumah ketela.. boleh nanti tak mampir kesini 🙂
Kalo pulkam kabar2 yaa…mau lho aku di ajarin bikin ilustrasi ciamik kek punyamu itu… 🙂
inshaa allah aku nanti pulang habis lebaran kira2 H+4.. mau lebaran di mertua dulu di subang.. oke, nanti kita bisa bagi2 ilmu… aku juga mau diajari biar punya foto2 bagus kek punya budhe lies 🙂
Siiippp. mudah@an bisa ketemu yaaa… 🙂
Fotoku???hihihihi ngasaaalllll banget kuii !
wah,nggak kayak orang jualan ya mak…rumah biasa gitu hehehe…wah penasaran,catetttt siapa tau mudik lebaran bisa ke magelang ^^
Mak Hanna klo mudik mampir yaa..ato kabari aku tar tak samperin di Borobudur.. 🙂
Wah mak, pengen ke rumah ketela… unik banget ya tepungnya,,pengen coba rasanya 🙂
Enak Mak, bener, gak berasa ketela blas…seperti terigu biasa rasanya..
mbakyuuuu…aku kirimin pie nya itu laaahh… 😀
Gawe dewe waeeeee… 😛
Tempat jualannya asik ya mbak, di rumah joglo gitu, bener2 industri rumahan yang berkelas yaa
Iya sampe bingung pas kesana, untung di pasang banner Rumah Ketela, klo enggak mbuh, pasti aku balik kanan..hihihihi
terakhir ke borobudur waktu SMA…udah lamaaa pake banget! dan tentu saja ga tau juga kalo ada toko semacam ini. taunya ya yg di kiri-kanan candi.. kapan2 perlu ke sini kayanya.. tfs ya mba..
Hayuuuuukkk…tar kopdaran kita… 🙂
Keren Mbak Lies, dari singkong saja demikian banyak produk yg bisa dibuat ya. Rumah ketela ini asli kreatif pemiliknya 🙂
Betul Mbak..saya suka salut dengan ibu – ibu yang super kreatif seperti Ibu Ida ini…Mbak Evi juga..Ibu yang inspiratif.. 🙂
Ngiler pengen borong eggroll nya, anakku doyan eggroll ubi ungu, dr jogja jg konon. Tfs ya makk…
betul banget itu egg roll nya memang di campur ubi, cuma bukan ubi ungu, renyah banget Mak…dari yang ada di sana favoritku egg roll….nendang banget rasanya 🙂
Dulu ke Candi Borobudur ya pas studi tur SMA, mungkin kalau diberi kesempatan jalan-jalan ke sana lagi kayanya harus datang rumah ketela ini. 😀
Ayuk Rip..ksana lagi… 🙂
Mupeng mbak Lies lihat gambar gambar di atas 🙂
Pasti pengin pulang ke Indo…hehehehe
Kayaknya enak tuh …. 😀
Disana terkenalnya ole2 berbahan ketela ya mba? br tahu coz klo jln2 kesana beli ole2 nya bakpia d yogya … 😀
Iya Pinkvnie….taunya bakpia Jogja aja yaa…. 🙂 next time mesti icipin yg sari ketela yaa.. 🙂
Cateeet Jeng Lies, ada tempat jujugan icip-icip ….kreativitas mengolah produk lokal yang jempol dari pengelolanya. Ayoo Jeng, kapan2 jalan bareng. Salam
Hayuuklah Mbak, kapan2 kalo ke Magelang, aku di kabari ya Mbak..nanti tak samperin, pokoknya kalo hari libur Mbak, maklum kuli mumet hihihihihi
Hiks pas ke jogja kemarin enggak sempet ke borobudur mbak 😦
padahal deket lhooo.. 🙂