Blog & Blogger

KERLIP DUNIA IKA KOENTJORO


 

Serta merta dengan tergesa, membetulkan kerudung lebarnya yang membingkai wajah manis menyambut saya di pintu gerbang, tatkala dengan sengaja saya datang ke rumah sekaligus tempat usahanya tanpa memberi kabar terlebih dahulu. 🙂

Cerita itu berawal ketika saya diam – diam mengagumi postingan – postingan di dalam blognya yang humanis sekaligus agamis. Dan sekali waktu menemukan postingan yang bercerita tentang betapa repotnya wira – wiri Jogjakarta – Purworejo, mengurus putra sulungnya yang bersekolah di Jogjakarta, sedang Mak Ika tetap tinggal di Purworejo.

Dan entah lewat email atau apa saya lupa, tiba – tiba kami saling bisa tukar PIN BB dan saling bertanya tempat tinggal, yang akhirnya saya segera meluncur ke rumah Mak Ika, begitu tahu tempat tinggalnya tak jauh dari kantor saya.

Rasanya seperti apa ketika sesama blogger bertemu dan dalam komunitas yang sama pula, padahal di kota kami mungkin cuma kami yang di persatukan dalam komunitas yang sama.  Persis seperti api nyamber bensin. Blup ! Menyalakan semangat. Menemukan oase. Menyatukan cerita.

Lanjut…….

Dari sinilah cerita manis persahabatan kami berawal, hampir setiap hari kami menyempatkan diri bertemu di sela kesibukan masing – masing. Entah cuma bertemu di masjid, di warung angkringan atau hanya di jalanan pinggir sawah, semua menjadi lokasi asik buat kami berdiskusi tentang hal apa saja.

Banyak hal yang kami diskusikan, utamanya ngeblog dan segala macamnya, segala macam lomba, event menarik atau hanya minta pendapat tentang template yang mbosenin atau font yang bikin pedes mata, tak luput menjadi bahan yang asik di kulik bagi kami berdua.

Antusiasme dan semangat kompetitif kami berdua   menyatukan hasrat yang sama, jadi jika ada lomba apapun, kami berdua bisa diskusi lupa waktu. Tema lomba harus di apain, penyelenggara siapa, juri siapa juga menjadi topik hangat kala itu.

Menang tidak menang kami bahagia, menang berdua alhamdulillah, salah satu yang menang kami saling mensupport. Begitulah kami.

Wes, gitu aja ?

Tentu saja tidak,  persahabatan kami tidak sebatas hanya soal blog, tapi juga keluarga, duniawi,  juga surgawi. Ya……kami saling dekat dengan keluarga masing – masing, saya seperti menemukan saudara baru, begitupula sebaliknya, karena Mak Ika pernah bilang begitu, kalau tak salah dengar. 🙂

MAK IKA ITU TERNYATA PENGUSAHA MUDA

Untuk urusan duniawi, ternyata ibu dari dua jagoan cilik Hamid dan Azzam ini di balik sifat keibuan dan kelemah lembutanya tersimpan sosok  yang tegas, disiplin dan wibawa dalam memimpin anak buah di perusahaan yang di kelola bersama suaminya. Sifat enterpreneur sejatinya telah membuktikan perusahaan yang telah dikelolanya berkembang pesat dan telah membuka cabang di kota asalnya Jogjakarta dan di kota saya Purworejo.

Begitu pula kepercayaan dari sebuah perusahaan besar dan ternama yang menghadiahi Mak Ika dengan sejumlah travelling asik ke beberapa manca negara secara gratis.

MAK IKA JUGA SEORANG PENCERAH

Telah saya singgung di tulisan di atas, bahwa tulisan Mak Ika tak luput dari unsur – unsur agamis, ini di latar belakangi oleh pendidikan Pondok yang ketat sewaktu lajang juga didikan ke dua orang tua. Ini saya rasakan betul ketika dari hati ke hati kami sering saling curhat masalah hidup dan kehidupan.

Usia boleh jauh muda dari saya, tapi soal agama jempol empat buat dia. Tak salah ketika suatu ketika saya memintanya untuk mengisi tausiyah di suatu acara di rumah. Karena selain kesibukannya sebagai pengusaha, di hari – hari sibuknya juga di isi dengan mengisi kajian – kajian agama di beberapa tempat di desa kami.

Dan yang membuat saya semakin sirik adalah, dia Hajjah sejak usia muda ! Nah kan…saya jadi nangis mewek di pojokan. 🙂

DARI WARUNG DAWET IRENG ITULAH FOODPHOTOGRAPHY CETAR MEMBAHANA ITU BERMULA.

Darimana foto – foto keren Mak Ika ini bermula ? Yang tahu mungkin cuma saya. Ketika suatu siang saya di culiknya untuk menjepret kuliner pinggir jalan murah meriah. Dari sanalah berawal jepretan – jepretan yang berujung pada perubahan drastis hasil foto yang membuat saya takjub.

Perjuangan untuk membuat foto – foto makanan jadi keren seperti sekarang ini jelas tidak gampang pakai banget. Selain beli buku ini, inu, ita, itu tentang perfotografian, juga alat yang digunakan serta printilannya, tak tanggung – tanggung, pertama nekat membeli  Mirrorles yang harganya membuat kantong bolong #istilah Mak Ika. Beberapa waktu kemudian kurang puas dengan hasilnya, di belilah DLSR kelas wahid yang membuat ATM jebol #ini sih kata saya, cuma kalau bagi Mak Ika sih enggak lah ya, lha wong dia tetap tersenyum manis sedang saya terpana tatkala diculiknya di suatu kesempatan siang cuma untuk menjajal kamera barunya.

Belajar secara otodidak dari manapun sumbernya, pantang putus asa, mencoba dan selalu mencoba, itu akhirnya membuahkan hasil, foto – fotonya makin berkilau, berkelas dan beberapa kali memenangi beberapa event di komunitas foodphotography akun socmed.

Namun dengan keberhasilan dan kelebihanya itu,  disimpan rapi dalam sifat dan sikapnya yang selalu low profile, bersahaja dan apa adanya,  itu yang menjadi salah satu kekaguman saya atas seorang Ika Koentjoro.

23 tanggapan untuk “KERLIP DUNIA IKA KOENTJORO”

  1. Ta kancani mewek di pojokan dan sirik (+) ke mbak Ika ya mbak.
    Eh, aku juga ngiriii dgn kedekatan kalian jugaaaa* tambah mewek bertubi-tubi*

    Komentar mbak riri, mewakili rasa hatiku di selasa malam yang dingin ini.
    Rasanya masih ingin bersambung dengan postingan mak lis, tentang mak ika. masih pengen “tandok” nih

  2. Pengagum Jeng Ika, manggut-manggut dari jauh. Saya juga pengagum Jeng Lies pun Jeng Tt eh ketiganya blogger Purworejo yaak. Selamat terus berkarya dan berbagi Jeng Lies. Semoga lain kali ngrumpi bareng…

  3. Persahabatan dan kedekatan mak Lies dan mak Ika memang sejak lama. Ingat ketika baru ketemu di acara chef Arnold. Semoga persahabatan dan silaturahim mak Ika dan mak Lies tetap terjaga. Begitu juga dengan kita semua ya…saling doa dan support. Saling ingatkan jika salah. Ah, indahnya….

Tinggalkan komentar